Makan. Makan adalah sesuatu yang kita lakukan berulang-ulang setiap hari. Pernahkah kita memperhatikan cara makan kita? Apakah cara makan yang kita lakukan berulang-ulang itu sudah benar?
Beberapa hal sepele yang sering terjadi namun luput dari perhatian, yaitu durasi makan. Waktu yang dihabiskan seseorang untuk menyantap makanan berbeda satu sama lain. Ada yang makan sepiring nasi secepat kilat kurang dari lima menit, ada yang memakannya dalam waktu 15 menit, ada pula yang sampai tiga puluh menit bahkan lebih. Ini merupakan fakta yang terjadi di sekitar kita.
Belajar dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sang teladan umat islam, salah satu adab makan dan minum yang baik yaitu dengan tenang, perlahan, dan tidak terburu-buru. Dalam suatu hadits dikatakan bahwa Rasulullah mengunyah makanan sebanyak 33 kali. Hadits lain mengatakan : Dari Ibnu Abas Radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Janganlah kalian minum dengan sekali tegukan seperti minumnya unta, tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali tegukan. Ucapkanlah ‘bismillah’ jika kalian minum dan ‘alhamdulillah’ jika kalian selesai minum”. (HR. Tirmidzi).
Dalam ilmu kedokteran dijelaskan, manusia memiliki pusat kenyang yang berada di otak. Pusat kenyang yang berada di otak berfungsi untuk memberikan sinyal kepada kita untuk berhenti makan ketika tubuh sudah merasa cukup dengan makanan yang masuk. Pusat kenyang membutuhkan waktu untuk dapat merespon dengan baik. Nah, saat seseorang makan dengan cepat dan terburu-buru, pusat kenyang tersebut belum sempat memberi respon, sementara orang tersebut sudah selesai makan. Sebaliknya, saat seseorang makan dengan tenang dan perlahan, pusat kenyang dapat merespon jika makanan yang masuk sudah cukup. Inilah yang baik untuk dilakukan.
Hal ini sering dikaitkan dengan peningkatan berat badan. Mengapa? Karena seseorang yang makan dengan cepat, kemudian diikuti dengan pusat kenyang yang belum teraktivasi akan merasa lapar kembali lebih cepat, sehingga orang tersebut akan makan lagi, lagi, dan lagi. Mengonsumsi makanan terlalu banyak tidak baik untuk kesehatan tubuh karena menambah jumlah kalori melebihi batas yang diperlukan tubuh. Tidak perlu ditanyakan apakah berat badannya selanjutnya akan meningkat atau menurun. Sementara itu, ketika seseorang memakan makanan dengan porsi yang lebih sedikit namun dilakukan dengan tenang dan perlahan, pusat kenyang akan merespon baik, sehingga orang tersebut tidak cepat lapar kembali dan tentu saja kalori yang diserap tidak berlebihan. Seperti itulah penjelasan pentingnya makan dengan tenang dan perlahan, sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam.
Pekanbaru, 29 September 2015
Rizky Amalia