Setiap detik yang kita lewati adalah kumpulan nikmat dan karunia Allah ta’ala. Mulai bangun tidur, shalat Shubuh, makan pagi, bekerja, sampai kembali tidur kembali di malam hari. Perputaran itu adalah perpindahan dari satu nikmat ke nikmat yang lainnya. Hari ini, mata kita masih bisa melihat dan telinga masih bisa mendengar. Alhamdulillah. Dialah Allah, Tuhan Yang Maha Pemberi walau tidak dipinta.
Allah juga memberikan kekayaan, kecerdasan, kecantikan, dan kemuliaan kepada sebagian hamba-Nya. Allah berfirman
(( قل اللهم ملك الملك تؤتى الملك من تشاء وتنزع الملك ممن تشاء وتعز من تشاء وتذل من تشاء بيدك الخير إنك على كل شيء قدير ))
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau BERIkan KEKUASAAN kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau CABUT kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki . Engkau MULIAkan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau HINAkan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mu lah segala kebajikan. Sungguh, Engkau MAHAKUASA atas segala sesuatu. (QS. Ali Imran: 26)
Namun, terkadang kita lupa tentang hakikat diri kita. Ketika dikaruniakan wajah yang tampan, terkadang kita meremehkan orang yang jelek. Saat memiliki nikmat harta, terkadang kita menghina orang yang kekurangan. Kecerdasan juga sering membuat kita sombong dan lalai bersyukur kepada-Nya. Singkatnya, KITA LUPA TENTANG SIAPA KITA SEBENARNYA. Kita miskin tapi sombong. Kita bukan siapa-siapa tapi angkuh luar biasa.
Allah taala berfirman
(( هل أتى على الإنسان حين من الدهر لم يكن شيئا مذكورا ))
“Bukankah pernah datang kepada manusia suatu masa, yang ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (QS. Al-Insaan: 1)
Decakan kagum dari rekan terkadang membuat kita lupa bahwa kita hanya manusia biasa. Kita lupa bahwa dulunya bukan apa-apa. Allah melanjutkan firman-Nya
(( إنا خلقنا الإنسان من نطفة أمشاج نبتليه فجعلناه سميعا بصيرا ))
“Sungguh, kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur (antara benih laki-laki dan perempuan). Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (QS. Al-Insan: 2)
Sehebat apapun kita… sekaya atau semulia apapun kita… Sadarlah bahwa kita diciptakan dari mani yang hina, kemudian Allah muliakan dengan pemberian-Nya. Tapi, kita sering lupa bahwa semuanya adalah UJIAN. Allah taala berfirman
(( الذي خلق الموت والحيوة ليبلوكم أيكم أحسن عملا وهو العزيز الغفور ))
“Yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2)
Kebaikan suatu amal tidak hanya diukur dengan kecerdasan, kekayaan dan kecantikan. Bisa saja orang yang kita remehkan memiliki amalan yang lebih baik dari kita. Rasulullah shallahu alaihi wasallam bersabda
إن الله لا ينظر إلى صوركم وأموالكم ولكن ينظر إلى قلوبكم وأعمالكم
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian” (HR. Muslim)
Ya Allah, jauhkanlah kami dari sifat sombong dan mudahkanlah kami untuk ikhlas. Amiin.
5 Oktober 2015
Penulis : Muhammad Abu Rivai