Sobat muda, ribuan pena agaknya tidak akan cukup untuk menulis satu problematika hidup yang bernama cinta. Beduyun-duyun para pujangga hingga ulama telah banyak menulis risalah tentang itu. Beragam hal yang terbayang dalam benak kita ketika mendengar kata cinta. Benar memang, bilamana kita mendengar kata cinta maka akan terbayang dengan rupanya yang indah dan menawan.

Terbayang-bayang dalam hati bagai sutra dalam lukisan, manisnya cinta yang terbubuhi romantisme itu tersemai indah dalam dada, memancarkan seberkas cahaya yang memecah pekatnya malam, indah nan penuh warna, bagai taman yang bertumbuhi dedaunan hijau dan ratusan jenis bunga yang berharuman.

Namun benarkah demikian? Satu nikmat agung yang Allah berikan kepada hamba-hambaNya ini bagai pisau bermata dua, terkadang bisa menjadi lentera yang mengantarkan ke dalam jalan kebahagiaan, inilah cinta yang bermanfaat namun bisa juga menjadi duri dalam daging yang mengantarkan petaka bagi pelakunya, inilah cinta yang berbahaya. Memang, dalam hidup ini kita tidak akan lepas dari hal ihwal tentang cinta. Telah mafhum sebuah ungkapan yang berbunyi:

Cinta dan kehidupan ibarat gula dengan manisnya
Atau seperti garam dengan asinnya
Yang satu dengan yang lainnya tidak akan bisa terpisahkan

Sobat muda yang mencintai Allah dan semoga Allah juga mencintaimu, terkadang jiwa muda yang masih menggelora dalam dada kita ini masih amat sulit untuk terkendali, apalagi bilamana hati kita terpaut terhadap lawan jenis, maka hendaknyalah kita tingkatkan kehati-hatian kita, tahu mengapa? Karena apabila jatuh cinta menjangkiti ke dalam dada manusia, maka akan sangat rawan ia terjerembab ke dalam kubangan dosa yang terhina.

Tahukah? Bilamana seseorang telah terjatuh ke dalam lautan cinta, lalu ia di ombang-ambingkan oleh ombak lautan itu, maka kehancuran lebih dekat kepadanya daripada keselamatan. Bisa jadi, karena cinta yang salah, ketaatan terhadap Rabbnya ia gadaikan hanya lantaran memenuhi ajakan-ajakan iblis untuk memenuhi hasrat cintanya, sehingga ia lebih mendahulukan cinta kepada selain Allah dan berani melakukan apa saja yang Allah haramkan demi cintanya. Sungguh inilah cinta yang membinasakan.

Beruntunglah, bagi siapa saja yang berdiri dan istiqomah diatas agama yang haq ini, yang telah paripurna mengatur berbagai urusan, sehingga ia lebih mendahulukan cintanya kepada Allah dan RasulNya. Sehingga bilamana ia jatuh cinta, maka akan segera teringat akan Rabb yang telah menciptanya dan menciptakan cinta.

Sang pakar cinta, demikianlah orang-orang menyebutnya, seorang ulama yang faqih dan kokoh ilmunya, Ibnu Al-Qayyim yang semoga Allah merahmatinya, telah bertutur lembut mengenai cinta:

“Cinta yang bermanfaat itu berbilang tiga macamnya, yakni cinta kepada Allah, saling mencintai karena Allah, serta cinta yang dapat memacu diri untuk berbuat ketaatan dan menjauhi berbagai macam perbuatan maksiat kepada Allah.”

Kemudian lanjutan tinta yang beliau rahimahullah tulis melantunkan:

“Demikian pula cinta yang berbahaya juga berbuah tiga macamnya, yakni menyamakan cinta kepada sesuatu dengan kecintaannya kepada Allah, mencintai apa yang dibenci Allah, dan mencintai sesuatu yang dapat memutus dan mengurangi kecintaannya kepada Allah.”

Lalu, apakah buah dari tiga macam cinta yang bermanfaat itu? Beliau bertutur melanjutkan:

“Cinta kepada Allah merupakan sumber segala cinta, sumber iman dan tauhid, sedangkan kedua jenis cinta (yang bermanfaat) lainnya mengikuti cinta ini.”

Dan apa pula buah dari macam cinta yang berbahaya? Cobalah sejenak kita simak lanjutan perkataannya:

“Menyamakan kecintaan terhadap sesuatu dengan kecintaan kepada Allah merupakan sumber kesyirikan, sehingga seluruh kecintaan tersebut tercela, sedangkan kedua jenis cinta (yang berbahaya) lainnya mengikuti cinta ini.”

Sobat muda, kemanakah cintamu kan berpaut? Cinta yang mengantarmu kepada cinta yang bermanfaat, yaitu cinta yang di sebabkan karena Allah mencintai sesuatu itu, sehingga kecintaanmu kepada sesuatu itu membuatmu semakin taat kepada Allah, ataukah cinta yang mengantarmu kepada cinta yang berbahaya, sehingga cintamu kepada sesuatu itu membuatmu lancang bermaksiat dan melanggar perintah Allah.

Patutlah kiranya kita merenungkan hal ini bijak-bijak.

Penulis: Fazar Danurwindo
Artikel: muslimplus.net

Mau tulisan kece, remaja banget, dan bikin hati sejuk? Yuk gabung bersama kami di
Facebook: Muslim Plus
Telegram: telegram.me/muslimplus
BBM : 55705B89 (Ketik Nama_Gabung)
WA : 082284224158 (Ketik Nama_Gabung)