Ketika Dia yang maha kuasa menurunkan sebuah cobaan bukan berarti Dia tidak sayang. Tapi Dia mau hamba-Nya agar selalu ingat kepada-Nya.

Bahwa cinta dan kasih sayang-Nya yang begitu besar untuk hamba-hamba-Nya.

Betapa indah hati seorang hamba ketika rindu kepada Rabb-nya. Selalu mengharapkan ampunan-Nya dan mencintainya dengan sepenuh hati.

Ketika cobaan itu mencoba memeluk dirinya dengan erat maka ia akan sadar tak ada tempat yang paling indah untuk menuangkan semuanya ketika ia meletakkan kening diatas sajadahnya. Dengan derai air mata yang terjatuh.

Menikmati waktu menyendirinya dengan muhasabah diri, merenungkan kehilafan dan kesalahan yang pernah ia ukir. Jari-jemarinya erat mendekap mushaf dengan linang air mata yang terus berjatuhan.

Duka hamba yang begitu mendalam ditemani heningnya malam tanpa suara.

Seperti yang didendangkan oleh imam syafi’i disyair indahnya.

“Pada sabar yang jelita, jalan keluar betapa dekatnya. Siapa merasa pengawasan-Nya, pasti selamat segalanya.”

“Siapa jujur pada Allah takkan digapai bahaya. Dan siapa ber-asa padaNya, dia dapati Allah sesuai harapnya.”

Penulis: Fitra Aryasandi
Artikel: muslimplus.or.id