Aku tahu sebelum kaki ini menginjakkan hidayah indah-Nya.

Aku pernah juga tersandung dalam masa lalu yang jauh dari hidayah indah-Nya.

Aku tak pernah menyalahkan diri apalagi mencemoohnya.

Karena masa lalu itu telah banyak memberikan pelajaran berharga.

Bagaimana ketika mengajarkan untuk tidak tersandung diwaktu yang sama, dikesempatan yang sama dan ditempat yang sama.

Ketika melirik ke belakang sejenak untuk melihat masa lalu, dia juga memberi tahu siapa diri ini.

Melalui masa lalu juga aku mengetahui arti dari sahabat, kawan dan lawan.

Aku tidak mencela masa lalu ku, tapi aku mencari hikmah di dalamnya dan menjadikan ia guru terbaik.

Aku tahu selama kita masih menjadi manusia biasa maka pada detik itu pulalah kita masih menjadi wadah kesalahan.

Kita bukanlah manusia yang menyandang predikat maksum, manusia yang terbebas dari noda dosa.

Kita hanyalah manusia biasa yang terkadang tersandung dan ternodai oleh dosa.

Sekiranya Allah tidak memaafkan kekhilafan dan kesalahan hamba-hamba-Nya.

Dengan cara apa lagi noda dosa itu bisa hilang.

Maka ketika diri ini mulai tersandung dan mulai menjauh dari-Nya. Maka cepat-cepatlah kembali dan menadah ampunan dari-Nya.

– Jember, masjid kampus. 10 Oktober 2016.

Penulis: Fitra Aryasandi
Artikel: muslimplus.or.id