Menjadi suatu keharusan bagi setiap penuntut ilmu untuk tawakal kepada Allah. Tidak usah khawatir dalam urusan rizki dan jangan sekali-kali menyibukkan hati dengan perkara mencari rizki. Sehingga hal ini menodai ketauhidan kepada Allah.
Sejenak kembali pada makna Tawakal, tawakal yaitu memasrahkan semua urusan kepada Allah Taala semata. Tawakal itu mengandung dua unsur dan wajib dipenuhi yaitu
- Melakukan sebab yang mendekatkannya kepada tujuan.
- Menyerahkan semua hasilnya kepada Allah Taala. Bersandar kepada Allah Taala apakah nanti berhasil ataukah tidak.
Yang perlu digaris bawahi adalah tidak boleh seorang hamba bersandar kepada sebab saja. Itu hanya step 1. Tahap selanjutnya adalah menyandarkan sisanya kepada Allah azza wa jalla. Karena semua terjadi atas izin Allah Taala.
Yang memberikan yaitu musabbib. Yang menjadikan sebab. Disini poin tauhidnya. Tawakal kepada Allah apapun hasilnya. Allah maha mengatur segalanya. Termasuk urusan kita.
Nabi telah menggambarkan kepada kita dengan perumpamaan burung yang tidak pernah khawatir dengan rezekinya
ﻟَﻮْ ﺃَﻧَّﻜُﻢْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺗَﻮَﻛَّﻠُﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺣَﻖَّ ﺗَﻮَﻛُّﻠِﻪِ ﻟَﺮُﺯِﻗْﺘُﻢْ ﻛَﻤَﺎ ﻳُﺮْﺯَﻕُ ﺍﻟﻄَّﻴْﺮُ ﺗَﻐْﺪُﻭ ﺧِﻤَﺎﺻًﺎ ﻭَﺗَﺮُﻭﺡُ ﺑِﻄَﺎﻧًﺎ
“Seandainya kalian sungguh-sungguh bertawakal kepada Allah, sungguh Allah akan memberi kalian rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada seekor burung yang pergi dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang “ (HR.Tirmidzi, hasan shahih)
Simpelnya burung yang secara kualitas penciptaan tak sebaik manusia aja bisa makan dengan kenyang. Apalagi manusia diberikan akal, diberikann kelengkapan anggota badan, disediakan resource melimpah. Kenapa kok sampai takut tidak makan?
Catatan lain. Hendaknya kita dalam perkara dunia secukupnya. Tapi masalah akhirat kita seoptimalnya.
Mereka yang bertawakal pasti, dijamin oleh Allah, akan dipenuhi segala keperluannya
Firman Allah Taala,
{وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا. وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ، وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ}
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan ke luar (bagi semua urusannya). Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (segala keperluan)nya” (QS ath-Thalaaq:2-3).
selayaknya bagi seseorang utk menyibukkan dirinya dengan amal amal kebaikan. Sehingga ia tidak sibuk dengan hawa nafsunya.
Tawakal dalam belajar berarti mengambil sebab dengan menempuh jalannya belajar yang pasti melelahkan. Dan menjadi sebuah keharusan bagi penuntut ilmu untuk menanggung keletihan dalam perjalanan belajar tersebut sebagai bagian dari tawakalnya kepada Allah.
Contohnya: menahan kantuk, lelah, capek. Kantuk dalam istilah Arab diistilahkan dengan
غلبته عيناه
Dia diikalahkan oleh kedua matanya. Karena tatkala mata udah ngantuk. Maka tangan, kaki, kepala ga bisa lagi ngapa-ngapain. Nah, ini contoh paling dekat yang seringkali ditemui dalam menuntut ilmu. Pas ilmu udah di depan mata tapi malah matanya merem.
Barangsiapa yang berlelah lelah dalam menuntut ilmu maka ia akan merasakan kenikmatan yang tidak ia dapatkan dari kenikmatan-kenikmatan lainnya di dunia.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata,
فالإلتفات الى الأسباب شرك فى التوحيد و محو الأسباب أن تكون أسبابا نقض فى العقل و الأعراض عن الأسباب المأمور بها قدح فى الشرع فعلى العبد أن يكون قلبه متعمدا على الله لا على سبب من الأسباب و الله ييسر له من الأسباب ما يصلحه فى الدنيا و الأخرة
“Mengandalkan (terlalu memperhatikan) sebab atau usaha itu menodai kemurnian tauhid. Tidak percaya bahwa sebab adalah sebab adalah tindakan merusak akal sehat. Tidak mau melakukan usaha atau sebab adalah celaan terhadap syariat (yang memerintahkannya). Hamba berkewajiban menjadikan hatinya bersandar kepada Allah, bukan bersandar kepada usaha semata. Allahlah yang memudahkannya untuk melakukan sebab yang akan mengantarkannya kepada kebaikan di dunia dan akherat” (Majmu Fatawa Ibnu Taimiyyah 8/528) (terjemahan diambil dari https://muslim.or.id)
Disusun oleh: Radikal Yuda
@Masjid Pogung Dalangan, 31 Desember 2019