2020.03.21 | Dosa-dosa hati
Dari Abu Hurairah radiyallahu’anhu, Rasulullah bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ
إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ
وَأَعْمَالِكُمْ
“sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa atau harta
kalian, akan tetapi Allah melihat hati dan amalan kalian” (HR. Muslim No. 2564)
Dosa pada manusia itu ada dua jenis yaitu pertama Kabaair al-Jawarih (dosa-dosa besar yang dilakukan anggota badan) dan kedua kabaair al-qolbi (dosa-dosa besar yang dilakukan oleh hati). Dosa anggota badan bisa berupa zina, berselingkuh, atau membunuh. Sementara dosa hati dapat berupa kesombongan dan hasad kepada sesama.
Segala bentuk dosa seperti sombong, berangan-angan tanpa usaha, ujub (berbangga diri), merendahkan manusia (izdiroo’ an-nas), menghina (ihriqoor), hasad, membenci kebenaran, mencintai kemungkaran, semua yang ini merupakan bentuk dari amalan hati.
Mungkin kita ingat suatu hadits shahih tentang perjalanan Imam Ahmad rahimahullah …
Salah satu hikmah dari kisaht tersebut adalah bahwasanya Allah jalla wa’ala tidak melihat betapa besarnya seseorang ditengah manusia, tidak pula Allah melihat seberapa gagah fisik dan seberapa menarik wajah. Seringkali kita akan menjumpai seseorang manusia yang sungguh elok penampilan dan tampak luarnya, akan tetapi hatinya faasidun dan faasiqun. Sungguh! Sekali sungguh Allah tidak pernah sama sekali memuliakan seseorang karena cover dan penampilan. Orang-orang yang bertolak belakang antara zahir dan batinnya, maka Allah sangat benci dan memandang dengan penuh kerendahan. Sebagaimana Allah menggambarkan perihal orang-orang munafik,
وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ
“Jika kamu melihat mereka, fisik mereka itu membuat dirimu kagum” (QS. Al-Munafiqun: 4) Allah membenarkan bahwa orang-orang ini memang luar biasa cetak luar dan penampilannya, akan tetapi hati mereka berpenyakit, kemudian Allah melanjutkan,
وَإِن يَقُولُوا۟ تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ ۖ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُّسَنَّدَةٌ
“… dan jika mereka berkata engkau mendengarkan perkataan mereka, seakan-akan mereka kayu yang tersandar…” (QS. Al-Munafiqun: 4)
Tidak ada Ibrah dengan fisik yang gagah dan wajah yang cantik serta lidah yang fasih berbicara. Bisa jadi seorang hamba lahir dengan fisik yang cacat atau wajah yang tidak menarik dalam, penuh kekurangan dan ketidak-menarikan di hadapan manusia, akan tetapi di hadapan Allah posisinya sangatlah mulia. Hatinya bersih. Hatinya mulia. Mereka inilah mu’minun shaadiqun di hadapan Allah. Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda, “
ﺭﺏ ﺃﺷﻌﺚ، ﻣﺪﻓﻮﻉ ﺑﺎﻷﺑﻮﺍﺏ ﻟﻮ ﺃﻗﺴﻢ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻷﺑﺮﻩ
“Terkadang ada sosok yang semrawut keadaannya, tertolak di pintu-pintu (karena dia tidak dianggap), akan tetapai saat ia bersumbah atas nama Allah, maka pasti Allah benar-benar mengabulkanya” (HR. Muslimm no. 2622)
Sebigaimana wajah dan penampilan tidak berarti apa-apa dihadapan Allah begitu juga harta yang melimpah. Keberadaannya tidak menghadirkan kemuliaan di sisi Allah. Dalam hal ini Allah berfirman,
وَمَا أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ بِالَّتِي تُقَرِّبُكُمْ عِنْدَنَا زُلْفَىٰ
“Bukanlah harta ataupun anak-anak yang mendekatkan kalian kepada kami…” (QS. Saba: 37)
Lalu Allah juga berfirman,
فَلَا تُعْجِبْكَ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُمْ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كَافِرُونَ
“ Maka jangalah kalian kagum dengan harta atau anak-anak mereka, tidak Allah menjadikan itu bagi mereka melainkan untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan ditarik jiwa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir” (QS. Taubah: 55)
Radikal Yuda @O’Connor, Canberra, ACT
Referensi: Kitab al-kabaair Syarh Syaikh Shalih ibn Fauzan ibn Abdullah al-Fauzan, hal. 22-23